Selasa, 03 Desember 2013

Jumlah Peserta PLPG 2013 yang Mengulang UN atau UL

Tahap I     :  223 Orang
Tahap II    :  276 Orang
Tahap III   :  249 Orang
Tahap IV   :  454 Orang
Tahap V     :  410 Orang
Tahap VI   :  264 Orang
Tahap VII  :  210 Orang
Tahap VIII :   66 Orang

Senin, 11 November 2013

Jenis Teater Tradisional Kalimantan Selatan

Mamanda
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Mamanda adalah seni teater atau pementasan tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan. Dibanding dengan seni pementasan yang lain, Mamanda lebih mirip dengan Lenong dari segi hubungan yang terjalin antara pemain dengan penonton. Interaksi ini membuat penonton menjadi aktif menyampaikan komentar-komentar lucu yang disinyalir dapat membuat suasana jadi lebih hidup.[1]
Bedanya, Kesenian lenong kini lebih mengikuti zaman ketimbang Mamanda yang monoton pada alur cerita kerajaan. Sebab pada kesenian Mamanda tokoh-tokoh yang dimainkan adalah tokoh baku seperti Raja, Perdana Menteri, Mangkubumi, Wazir, Panglima Perang, Harapan Pertama, Harapan kedua, Khadam (Badut/ajudan), Permaisuri dan Sandut (Putri).[1]
Tokoh-tokoh ini wajib ada dalam setiap Pementasan. Agar tidak ketinggalan, tokoh-tokoh Mamanda sering pula ditambah dengan tokoh-tokoh lain seperti Raja dari Negeri Seberang, Perompak, Jin, Kompeni dan tokoh-tokoh tambahan lain guna memperkaya cerita.
Disinyalir istilah Mamanda digunakan karena di dalam lakonnya, para pemain seperti Wazir, Menteri, dan Mangkubumi dipanggil dengan sebutan pamanda atau mamanda oleh Sang Raja. Mamanda secara etimologis terdiri dari kata "mama" (mamarina) yang berarti paman dalam bahasa Banjar dan “nda” yang berarti terhormat. Jadi mamanda berarti paman yang terhormat. Yaitu “sapaan” kepada paman yang dihormati dalam sistem kekerabatan atau kekeluargaan.[1]
Seni drama tradisional Mamanda ini sangat populer di kalangan masyarakat kalimantan pada umumnya. Bahkan, beberapa waktu silam seni lakon Mamanda rutin menghiasi layar kaca sebelum hadirnya saluran televisi swasta yang turut menyaingi acara televisi lokal. Tak heran kesenian ini sudah mulai jarang dipentaskan.
Dialog Mamanda lebih kepada improvisasi pemainnya. Sehingga spontanitas yang terjadi lebih segar tanpa ada naskah yang mengikat. Namun, alur cerita Mamanda masih tetap dikedepankan. Disini Mamanda dapat dimainkan dengan naskah yang utuh atau inti ceritanya saja.






Madihin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Madihin (berasal dari kata madah dalam bahasa Arab yang berarti "nasihat", tapi bisa juga berarti "pujian") adalah sebuah genre puisi dari suku Banjar. Puisi rakyat anonim bergenre Madihin ini cuma ada di kalangan etnis Banjar di Kalsel saja. Sehubungan dengan itu, definisi Madihin dengan sendirinya tidak dapat dirumuskan dengan cara mengadopsinya dari khasanah di luar folklor Banjar.
Tajuddin Noor Ganie (2006) mendefinisikan Madihin dengan rumusan sebagai berikut : puisi rakyat anonim bertipe hiburan yang dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar dengan bentuk fisik dan bentuk mental tertentu sesuai dengan konvensi yang berlaku secara khusus dalam khasanah folklor Banjar di Kalsel.

Daftar isi

Bentuk fisik

Masih menurut Ganie (2006), Madihin merupakan pengembangan lebih lanjut dari pantun berkait. Setiap barisnya dibentuk dengan jumlah kata minimal 4 buah. Jumlah baris dalam satu baitnya minimal 4 baris. Pola formulaik persajakannya merujuk kepada pola sajak akhir vertikal a/a/a/a, a/a/b/b atau a/b/a/b. Semua baris dalam setiap baitnya berstatus isi (tidak ada yang berstatus sampiran sebagaimana halnya dalam pantun Banjar) dan semua baitnya saling berkaitan secara tematis.
Madihin merupakan genre/jenis puisi rakyat anonim berbahasa Banjar yang bertipe hiburan. Madihin dituturkan di depan publik dengan cara dihapalkan (tidak boleh membaca teks) oleh 1 orang, 2 orang, atau 4 orang seniman Madihin (bahasa Banjar Pamadihinan). Anggraini Antemas (dalam Majalah Warnasari Jakarta, 1981) memperkirakan tradisi penuturan Madihin (bahasa Banjar : Bamadihinan) sudah ada sejak masuknya agama Islam ke wilayah Kerajaan Banjar pada tahun 1526.
Biasanya, kesenian madihin dimainkan pada malam hari, namun di masa sekarang juga dapat lakukan di siang hari sesuai permintaan. Madihin biasanya dimainkan selama 1 sampai 2 jam. Jika dahulu madihin biasa dilakukan di tempat terbuka, seperti halaman atau lapangan yang luas, dengan panggung ukuran 4x3 meter, sekarang madihin sering dipertunjukkan di dalam gedung pertunjukan.

Struktur Madihin

Dalam pertunjukannya, madihin mempunyai struktur baku bagi semua pemadihin, yaitu:
1. Pembukaan, dengan menyanyikan sampiran sebuah pantun yang diawali dengan pukulan tarbang yang disebut pukulan membuka. Pada sampiran ini biasanya menyangkut tema yang akan dibawakan pemadihin.
2. Memasang tabi, yakni membawakan syair-syair atau pantun yang isinya menghormati penonton, memberikan pengantar, terima kasih atau permohonan maaf jika nanti ada salah kata dalam membawakan madihin.
3. Menyampaikan isi (manguran), yaitu menyampaikan syair atau pantun yang isinya sesuai dengan tema acara atau permintaan panitia. Sebelum isi dari tema madihin dikupas oleh pamadihinan, sampiran pantun di awal harus disampaikan isinya terlebih dahulu (mamacah bunga).
4. Penutup, yakni menyampaikan kesimpulan, sambil menghormati penonton, mohon pamit, dan ditutup dengan pantun penutup.

Status Sosial dan Sistem Mata Pencaharian Pamadihinan

Madihin dituturkan sebagai hiburan rakyat untuk memeriahkan malam hiburan rakyat (bahasa Banjar Bakarasmin) yang digelar dalam rangka memperintai hari-hari besar kenegaraan, kedaerahan, keagamaan, kampanye partai politik, khitanan, menghibur tamu agung, menyambut kelahiran anak, pasar malam, penyuluhan, perkawinan, pesta adat, pesta panen, saprah amal, upacara tolak bala, dan upacara adat membayar hajat (kaul, atau nazar).
Orang yang menekuni profesi sebagai seniman penutur Madihin disebut Pamadihinan. Pamadihinan merupakan seniman penghibur rakyat yang bekerja mencari nafkah secara mandiri, baik secara perorangan maupun secara berkelompok.
Setidak-tidaknya ada 6 kriteria profesional yang harus dipenuhi oleh seorang Pamadihinan, yakni : (1) terampil dalam hal mengolah kata sesuai dengan tuntutan struktur bentuk fisik Madihin yang sudah dibakukan secara sterotipe, (2) terampil dalam hal mengolah tema dan amanat (bentuk mental) Madihin yang dituturkannya, (3) terampil dalam hal olah vokal ketika menuturkan Madihin secara hapalan (tanpa teks) di depan publik, (4) terampil dalam hal mengolah lagu ketika menuturkan Madihin, (5) terampil dalam hal mengolah musik penggiring penuturan Madihin (menabuh gendang Madihin), dan (6) terampil dalam hal mengatur keserasian penampilan ketika menuturkan Madihin di depan publik.
Tradisi Bamadihinan masih tetap lestari hingga sekarang ini. Selain dipertunjukkan secara langsung di hadapan publik, Madihin juga disiarkan melalui stasiun radio swasta yang ada di berbagai kota besar di Kalsel. Hampir semua stasiun radio swasta menyiarkan Madihin satu kali dalam seminggu, bahkan ada yang setiap hari. Situasinya menjadi semakin bertambah semarak saja karena dalam satu tahun diselenggarakan beberapa kali lomba Madihin di tingkat kota, kabupaten, dan provinsi dengan hadiah uang bernilai jutaan rupiah.
Tidak hanya di Kalsel, Madihin juga menjadi sarana hiburan alternatif yang banyak diminati orang, terutama sekali di pusat-pusat pemukiman etnis Banjar di luar daerah atau bahkan di luar negeri. Namanya juga tetap Madihin. Rupa-rupanya, orang Banjar yang pergi merantau ke luar daerah atau ke luar negeri tidak hanya membawa serta keterampilannya dalam bercocok tanam, bertukang, berniaga, berdakwah, bersilat lidah (berdiplomasi), berkuntaw (seni bela diri), bergulat, berloncat indah, berenang, main catur, dan bernegoisasi (menjadi calo atau makelar), tetapi juga membawa serta keterampilannya bamadihinan (baca berkesenian).
Para Pamadihinan yang menekuni pekerjaan ini secara profesional dapat hidup mapan. Permintaan untuk tampil di depan publik relatif tinggi frekwensinya dan honor yang mereka terima dari para penanggap cukup besar, yakni antara 500 ribu sampai 1 juta rupiah. Beberapa orang di antaranya bahkan mendapat rezeki nomplok yang cukup besar karena ada sejumlah perusahaan kaset, VCD, dan DVD di kota Banjarmasin yang tertarik untuk menerbitkan rekaman Madihin mereka. Hasil penjualan kaset, VCD, dan DVD tersebut ternyata sangatlah besar.
Pada zaman dahulu kala, ketika etnis Banjar di Kalsel masih belum begitu akrab dengan sistem ekonomi uang, imbalan jasa bagi seorang Pamadihinan diberikan dalam bentuk natura (bahasa Banjar : Pinduduk). Pinduduk terdiri dari sebilah jarum dan segumpal benang, selain itu juga berupa barang-barang hasil pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan.

Keberadaan Madihin di Luar Daerah Kalsel

Madihin tidak hanya disukai oleh para peminat domestik di daerah Kalsel saja, tetapi juga oleh para peminat yang tinggal di berbagai kota besar di tanah air kita. Salah seorang di antaranya adalah Pak Harto, Presiden RI di era Orde Baru ini pernah begitu terkesan dengan pertunjukan Madihin humor yang dituturkan oleh pasangan Pamadihinan dari kota Banjarmasin Jon Tralala dan Hendra. Saking terkesannya, beliau ketika itu berkenan memberikan hadiah berupa ongkos naik haji plus (ONH Plus) kepada Jon Tralala. Selain Jhon Tralala dan Hendra, di daerah Kalsel banyak sekali bermukim Pamadihinan terkenal, antara lain : Mat Nyarang dan Masnah pasangan Pamadihinan yang paling senior di kota Martapura), Rasyidi dan Rohana(Tanjung), Imberan dan Timah (Amuntai), Nafiah dan Mastura Kandangan), Khair dan Nurmah (Kandangan), Utuh Syahiban Banjarmasin), Syahrani (Banjarmasin), dan Sudirman(Banjarbaru). Madihin mewakili Kalimantan Timur pada Festival Budaya Melayu.

Datu Madihin, Pulung Madihin, dan Aruh Madihin

Pada zaman dahulu kala, Pamadihinan termasuk profesi yang lekat dengan dunia mistik, karena para pengemban profesinya harus melengkapi dirinya dengan tunjangan kekuatan supranatural yang disebut Pulung. Pulung ini konon diberikan oleh seorang tokoh gaib yang tidak kasat mata yang mereka sapa dengan sebutan hormat Datu Madihin.
Pulung difungsikan sebagai kekuatan supranatural yang dapat memperkuat atau mempertajam kemampuan kreatif seorang Pamadihinan. Berkat tunjangan Pulung inilah seorang Pamadihinan akan dapat mengembangkan bakat alam dan kemampuan intelektualitas kesenimanannya hingga ke tingkat yang paling kreatif (mumpuni). Faktor Pulung inilah yang membuat tidak semua orang Banjar di Kalsel dapat menekuni profesi sebagai Pamadihinan, karena Pulung hanya diberikan oleh Datu Madihin kepada para Pamadihinan yang secara genetika masih mempunyai hubungan darah dengannya (hubungan nepotisme).
Datu Madihin yang menjadi sumber asal-usul Pulung diyakini sebagai seorang tokoh mistis yang bersemayam di Alam Banjuran Purwa Sari, alam pantheon yang tidak kasat mata, tempat tinggal para dewa kesenian rakyat dalam konsep kosmologi tradisonal etnis Banjar di Kalsel. Datu Madihin diyakini sebagai orang pertama yang secara geneologis menjadi cikal bakal keberadaan Madihin di kalangan etnis Banjar di Kalsel.
Konon, Pulung harus diperbarui setiap tahun sekali, jika tidak, tuah magisnya akan hilang tak berbekas. Proses pembaruan Pulung dilakukan dalam sebuah ritus adat yang disebut Aruh Madihin. Aruh Madihin dilakukan pada setiap bulan Rabiul Awal atau Zulhijah. Menurut Saleh dkk (1978:131), Datu Madihin diundang dengan cara membakar dupa dan memberinya sajen berupa nasi ketan, gula kelapa, 3 biji telur ayam kampung, dan minyak likat baboreh. Jika Datu Madihin berkenan memenuhi undangan, maka Pamadihinan yang mengundangnya akan kesurupan selama beberapa saat. Pada saat kesurupan, Pamadihinan yang bersangkutan akan menuturkan syair-syair Madihin yang diajarkan secara gaib oleh Datu Madihin yang menyurupinya ketika itu. Sebaliknya, jika Pamadihinan yang bersangkutan tidak kunjung kesurupan sampai dupa yang dibakarnya habis semua, maka hal itu merupakan pertanda mandatnya sebagai Pamadihinan telah dicabut oleh Datu Madihin. Tidak ada pilihan bagi Pamadihinan yang bersangkutan, kecuali mundur teratur secara sukarela dari panggung pertunjukan Madihin

Kamis, 05 September 2013

Senin, 22 Juli 2013

Acara Perpisahan 2012-2013

 Persiapan Perpisahan Siswa Kelas VI 2012/2013



Acara Pisah Sambut Kepsek SD Islam Al-Madaniyah

Senin, 13 Mei 2013

Persiapan Haul Ke-8 Abah Guru (KH. Zaini bin Abdul Ghani) Sekumpul Martapura

Warga sekumpul dan para murid Guru Sekumpul telah melakukan persiapan untuk haul Abah Guru (KH. Zaini bin Abdul Ghani) Sekumpul Martapura yang rencananya dilaksanakan pada hari minggu, malam senin, tanggal 12 Mei 2013 ini. Dimulai dari gotong-royong membersikan lingkungan, membangun tenda untuk jama’ah yang datang, menyiapkan lahan parkir kendaraan, menyiapkan tong-tong air dan tempat wudhu.

Kemudian memasang lampu penerangan, memasang pengeras suara, menyiapkan dapur untuk memasak makanan, menyiapkan bahan-bahan yang akan disajikan. Hingga  meracik bumbu, mengolah daging, memasak nasi, membuat kotak nas, hingga pada minggu paginya memasukkan nasi dan lauk pauknya kedalam kotak nasii/ nasi bungkus.

Masing-masing RT membagi tugas untuk warganya, siapa yang mengatur parkir, siapa yang menjadi keamanan, siapa yang membagi nasi kotak saat acara, dll.

Di balik puluhan ribu ja’maah yang datang nantinya di acara haul yang ke 8 abah guru sekumpul (KH. Zaini bin Abdul Ghani), tersembunyi tetes keringat warga sekumpul serta para santri yang melayani tamu dengan tulus dan ikhlas. Berikut dokumentasi yang dari grup facebook pecinta abah guru sekumpul:







Sabtu, 13 April 2013

Muhammad Nafis al-Banjari

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Kubah Syekh Muhammad Nafis al-Banjari (2).jpg
Makam Syekh Muhammad Nafis al-Banjari
Makam Syekh Muhammad Nafis al-Banjari
Syekh Muhammad Nafis al-Banjari (lahir di Martapura, Kesultanan Banjar, 1735 - meninggal di Kelua, 1812[1]) adalah salah seorang Ulama Banjar yang cukup dikenal sebagai tokoh sufi yang tegas dalam melawan segala bentuk penindasan.
Di samping dikenal sebagai ulama yang ahli di bidang fikih, juga ahli dalam bidang tasawuf. Ia telah menulis sebuah kitab yang berisi tentang ajaran-ajaran tasawuf dengan judul Ad-Durrun Nafis. Kitab ini banyak didiskusikan dan diperdebatkan, karena materi-materinya yang dianggap kontroversi oleh para ulama fiqih.[2]

Daftar isi

Riwayat

Nama lengkap dari ulama ini adalah Muhammad Nafis bin Idris bin Husein. Ia lahir sekitar tahun 1148 Hijriah atau bertepatan dengan tahun 1735 Masehi, di Martapura, sekarang ibu kota Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Ia berasal dari keluarga bangsawan Banjar yang garis silsilah dan keturunannya bersambung hingga Sultan Suriansyah (1527-1545 M). Sultan Suriansyah merupakan Raja Banjar pertama yang memeluk agama Islam, yang dahulu bergelar Pangeran Samudera.
Sejak kecil, Syekh Muhammad Nafis memang sudah menunjukkan bakat dan kecerdasan yang tinggi dibanding dengan teman-teman sebayanya. Bakat dan kecerdasan yang dimilikinya ini membuat Sultan Banjar tertarik. Sehingga, pada akhirnya Muhammad Nafis pun dikirim ke Makkah untuk belajar dan mendalami ilmu-ilmu agama. Salah satu dari ilmu agama yang digelutinya, bahkan menjadikan ia populer adalah bidang tasawuf.Sebagaimana halnya ulama Jawi (Indonesia) abad ke-17 dan ke-18 yang belajar di Makkah, Syekh Muhammad Nafis juga belajar pada para ulama terkenal, baik yang menetap maupun yang sewaktu-waktu berziarah dan mengajar di Haramain (Makkah dan Madinah) dalam berbagai cabang ilmu keislaman, seperti tafsir, fikih, hadits, ushuluddin (teologi), dan tasawuf.
Di antara gurunya dalam bidang ilmu tasawuf di Makkah adalah Abdullah bin Hijazi asy-Syarqawi al-Azhari (1150-1227 H/1737-1812 M), ulama tasawuf yang kemudian menduduki jabatan Syekh al-Islam dan Syekh al-Azhar sejak 1207 H/1794 M.Dalam mempelajari tasawuf, Syekh Muhammad Nafis berhasil mencapai gelar 'Syekh al-Mursyid', gelar yang menunjukkan bahwa ia diperkenankan mengajar ilmu tasawuf dan tarekatnya kepada orang lain. Setelah itu, ia pulang ke kampung halamannya, Martapura, pada 1210 H/1795 M.

Karya tulis

Karena seringnya melakukan dakwah ke pedalaman, ia hanya sempat mengarang sedikit kitab. Sampai sekarang yang terlacak hanya dua buah kitab saja yaitu:
  • Kanzus Sa’adah, Yaitu kitab yang berisi tentang istilah-istilah ilmu tasawuf. Kitab ini belum pernah dicetak masih berupa manuskrip.
  • Ad-Durrun Nafis, Yaitu kitab yang berisi tentang pengesaan perbuatan, nama, sifat dan zat Tuhan.

Wafat

Muhammad Nafis hidup pada periode yang sama dengan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari. Dan diperkirakan wafat sekitar tahun 1812 M. dan dimakamkan di Mahar Kuning, Desa Binturu, sekarang menjadi bagian desa dari Kecamatan Kelua, Kabupaten Tabalong. Dan sekarang makam tersebut menjadi salah satu objek wisata relijius di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.

Catatan kaki

  1. ^ Sebenarnya tidak ada keterangan tahun wafat yang pasti dari Muhammad Nafis al-Banjari. Namun, berdasarkan riwayat hidupnya, Muhammad Nafis hidup pada periode yang sama dengan Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari dan diperkirakan wafat sekitar tahun 1812 M

Kamis, 04 April 2013

Contoh Soal Tes Akhir PLPG

Soal Pilihan Ganda PLPG

1.Ciri-ciri khas guru yang mempunyai tanggung jawab pribadi yang tinggi, kecuali :

a. Mengerjakan pekerjaan yang diberikan kepadanya secara tuntas
b. Selalu berusaha menghasilkan yang terbaik
c. Merasa bertanggung jawab atas semua yang dihasilkannya baik yang buruk atau yang jelek
d. Sering menyalahkan orang lain dan kondisi, kalau ada hal-hal yang kurang tepat salah
2.Contoh pribadi guru yang melaksanakan tugasnya secara profesional, diantaranya :
a. Setiap hari datang ke sekolah selalu pagi
b. Melaksanakan peran guru sepanjang waktu
c. Membuat jurnal harian
d. Membimbing anak les
3.Makna dari Kode Etik guru Indonesia yang harus difahami guru, kecuali :
a. Sebagai himpunan nilai-nilai dan norma-norma profesi guru
b. Sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru dalam menunaikan tugas
kepribadiannya.
c. Pedoman berperilaku di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat
d. Merupakan alat yang amat penting untuk menuntut hak profesional para anggota profesi
keguruan
4.Etos kerja yang perlu dipahamidan dijadikan budaya kerja bagi guru karena beberapa alasan,
kecuali :
a. Kerja itu rahmat, oleh karena itu guru perlu jiwa besar, pikiran luas, hati baik, sumber berkah,
suka cita, ikhlas, bersyukur
b. Kerja itu amanah, oleh karena itu guru harus adil, benar, jujur, aman terpercaya,
bertanggung jawab, pembangun dan pengembang
c. Kerja itu panggilan, oleh karena itu guru harus responsif, ekspresif, unik, khas,
berintegrasi, tumbuh menjadi bigger-higher, dan better.
d. Kerja itu seni, oleh karena itu guru harus pandai bernyanyi, menari dan suka berpenampilan
indah
5.Beberapa komitmen yang harus dilaksanakan secara berkelanjutan oleh guru , berkaitan
dengan gelar profesional yang disandangnya, kecuali :
a. Selalu belajar mengembangkan pengetahuan dari berbagai sumber
b. Mengembangkan kurikulum sesuai kemampuan
c. Selalu memperhatikan keragaman latar belakan keluarga peserta didik
d. Memenuhi kebutuhan individual dalam belajar di kelas maupun di area sekolah
6. PAKEM merupakan singkatan dari :
a. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Ekonomis dan Menyenangkan
b. Pendidikan Aktif, Kreatif Efektif dan Menyenagkan
c. Pembinaan Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
d. Pembelajaran Aktif, Kreatif namun tetap Efektif dalam suasana yang menyenagkan
7. Salah satu ciri PAKEM adalah :
a. Dominan menggunakan metode ceramah
b. Sumer belajar utama adalah buku paket
c. Lingkungan sebagai sumer belajar
d. Pembelajaran erpusat pada guru
8. Salah satu cri pembelajaran yang erpusat pada guru adalah :
a. Siswa sktif
b. Guru menciptakan pembelajaran yang menantang
c. Jawaban siswa harus sama dengan guru
d. Metode pembelajaran ervariasi
9. Pembelajaran yang erpusat pada guru dapat mengakibatkan :
a. Motivasi belajar anak meningkat
b. Siswa kurang dapat bekerja sama
c. Guru menjadi kreatif
d. Pembelajaran bermakna
10. Hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM adalah :
a. Guru memahami anak secara perorangan
b. Memanfaatkan uku paket sebagai sumber belajar
c. Menyamakan aktif fisik dengan aktif mental
d. Guru tidak memberikan umpan balik
11. Berikut ini adalah hal-hal yang harus termasuk dalam abstrak, kecuali :
a. Tujuan penelitian
b. Metode penelitian
c. Daftar pustaka
d. Kesimpulan
12. hal yang penting disampaikan pada latar belakang masalah adalah :
a. Masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran
b. Upaya apa yang pernah dilakukan
c. Apa akibatnya bila masalah itu tidak segera diselesaikan
d. Semua benar
13. Pada bagian hasil dan pembahasan, yang perlu disampaikan secara rinci adalah :
a. Keadaan yang terjadi selama dilakukan tindakan
b. Metode penelitian
c. Latar belakang masalah
d. Deskripsi tentang teori-teori yang digunakan
14. Pada bagian kesimpulan harus menjawab :
a. Manfaat penelitian
b. Tujuan penelitian
c. Masalah penelitian
d. Metode penelitian
15. Lampiran penelitian meliputi :
a. RPP
b. Foto
c. Hasil Instrumen
d. Semua benar
16. Penyusunan RPP merupakan penjabaran dari silabus. Prinsip ini didasarkan pada teori :
a. Sitem
b. Belajar
c. Pembelajaran
d. Komunikasi
17. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator digunakan untuk mengembangkan komponen silabus, kecuali :
a. Tujuan
b. Materi
c. Strategi
d. Evalusi
18. Langkah pertama menyusun RPP sebelum mengembangkan komponen pokok RPP :
a. Menuliskan standar kompetensi
b. Mengidentifikasi identitas mata pelajaran
c. Menuliskan judul mata pelajaran
d. Mengidentifikasi materi pokok
19. Bahan ajar yang ersifat self contained (bahan belajar mandiri) dirancang dengan
komponen sistem pemelajaran, kecuali :
a. Tersedia petunjuk guru dan petunjuk siswa
b. Tersedia tujuan, materi, latihan dan formatif
c. Tersedia kunci jawaban dan umpan balik
d. Tersedia lembar jawaban
20. Lembar Kerja Siswa (LKS) dikembangkan berdasarkan komponen di dalam silabus dan RPP :
a. Tujuan pembelajaran
b. Materi pembelajaran
c. Kegiatan belajar siswa
d. Strategi pembelajaran
21. Kalimat yang menunjukan adanya bilangan kardinal adalah :
a. Rony memperoleh nilai tertinggi dalam tes matematika
b. Riana mempunyai tiga anjing
c. Rerata nilai UASBN matematika tahun ajaran 201 1/2012 merupakan nilai terendah yang
dicapai SD Pesisir
d. Hanya siswa dengan nomor tes akhir yang tidak mendapat hadiah
22. Pendekatan spiral dalam pembelajaran matematika SD mengiindikasikan b ahwa pembelajaran diberikan melalui :
a. Matematika horisontal
b. Matematika vertikal
c. Objek langsung matematika
d. Konteks yang dekat dengan anak
23. Pemelajaran matematika yang menerapkan konsep DAP merupakan pemelajaran yang
berpijak pada dua kesesuaian, yakni kesesuaian :
a. Objek langsung dan tidak langsung matematika
b. Matematika horisontal dan vertikal
c. Usia dan karakteristik individual
d. Pengetahuan konseptual dan prosedural
24. Pembelajaran bilangan dapat diajarkan dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk
a. Memandingkan banyak benda
b. Membilang benda secara bermakna
c. Memanipulasi benda yang menunjukkan banyak dan urutan benda
d. Membilang benda secara hapalan
25 Model yang tidak dapat digunakan untuk menjelaskan konsep operasi bilangan adalah :
a. Himpunan
b. Luas
c. Panjang
d. Volume
26. Yang dimaksud IPA sebagai pruduk adalah :
a. Kumpulan pengetahuan hasil temuan ahli IPA
b. Teknologi yang dikembangkan seagai hasil terapan IPA
c. Keterampilan yang lengkap mendapatkan IPA
d. Berbagai sikap ilmiah yang dikembangkan melalui telaah IPA
27. Keterampilan komunikasi dapat dikembangkan dalam pembelajaran IPA melalui :
a. Menusun penelitian
b. Merumuskap hipotesis
c. Dapat membuat kesimpulan
d. Mengajukan hipotesis
28. Di Bawah ini yang merupakan sikap ilmiah yang dikembangkan melalui pembelajaran IPA di SD adalah :
a. Kemampuan prediksi
b. Menghargai pendapat teman
c. Dapat membuat kesimpulan
d. Mengajukan hipotesis
29. Alasan pembelajaran IPA tak cukup hanya diajarkan dengan ceramah :
a. Materi pembelajaran IPA di SD terlalu anyak
b. Pembelajaran IPA selalu harus dieksperimenkan
c. Selalu tersedia alat IPA yang memadai di sekolah
d. Tidak membelajarkan siswa keterampilan proses
30. Yang termasuk keterampilan proses menengah adalah :
a. Mengukur suatu besaran dengan alat ukur tertentu
b. Membandingkan satu objek dengan objek lain
c. Mengelompokkan berdasarkakriteria tertentu
d. Mengajukan prediksi atasberbagai kemungkinan
31. Yang dimaksud dengan IPA sebagai pruduk adalah :
a. Pemerolehan IPA melalui metode ilmiah
b. Konsep-konsep IPA hasil temuan ahli IPA
c. Produk-produk IPA seperti barang-barang teknologi
d. Sikap ilmiah yang dikembangkan melalui pembelajaran IPA
32. Salah satu contoh keterampilan proses IPA adalah :
a. Ingin sesuatu yang baru
b. Berfikir bebas
c. Disiplin
d. Komunikasi
33. Salah satu contoh sikap ilmiah pada pembelajaran IPA adalah :
a. Bertanggung jawab
b. Melakukan eksperimen
c. Mengajukan hipotesis
d. Membuat kesimpulan
34. Keuntungan pendekatan keterampilan proses jika diterapkan pada pembelajaran IPA :
a. Berkembangnya jumlah pertanyaan pada anak
b. Guru tidak perlu terlalu aktif dalam mengajar
c. Alat yang digunakan tersedia di sekitar anak
d. Sekaligus dapat mengajarkan IPA sebagai produk
35. Lingkungan tepat digunakan sebagai media pembelajaran IPA di SD karena :
a. Lingkungan merupakan sumber belajar
b. Sesuai dengan objek pembelajaran IPA
c. Guru tidak perlu bersusah payah
d. Harganya sangat murah
36. Pembelajaran IPA sejalan dengan metode ilmiah adalah :
a. Anak diberi penjelasan semua konsep yang dipelajari
b. Anak diberi ceramah lalu melakukan percobaan
c. Anak dibiarkan untuk melakukan percobaan sendiri
d. Anak melakukan percobaan lalu diajak menyimpulkan
37. Penerapan prinsip belajar berkesinambungan pada pembelajaran IPA adalah :
a. Belajar sepanjang hari
b. Belajar dengan pengamatan
c. Belajar dari contoh yang sulit terlebih dahulu
d. Belajar dari pengamatan baru kesimpulan
38. Melalui kurikulum, sekolah Dasar telah mengajarkan Ilmu Pengetahuan Sosial, yang memiliki
tujuan agar :
a. Sedini mungkin peserta didik dapat beradaptasi dalam kehidupannya
b. Mengenal hakikat pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial
c. Dapat membentuk manusia bejiwa sosial
d. Memamhami hakikat kehidupan sosial
39. Perana Ilmu Pengetahuan Sosial diharapkan dapat :
a. Mendorong peradaban manusia dalam kehidupannya
b. Memecahkan berbagai maslah kehidupan yang dihadapinya
c. Menangani masalah sosial dalam kehidupan
d. Membentuk anak menjadi anggota masyarakat sosial
40. Fungsi Pendidikan Ilmu Sosial (IPS) dalam pandangan pendisikan dasar, yang pertama dan
utama adalah :
a. Membangun fondasi anak sebagai anggota masyarakat dan mkhlukindividu
b. Menyiapkan masyarakat didik dalam era global
c. Peletak dasar kesadaran diri para siswa sebagai makhluk individu (carracter building)
d. Melandasi diri anak dengan pengetahuan tentang dunia beserta peradabannya.
41. Karakteristik mata p-elajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD adalah sebagai mata pelajaran yang lebih mengarah pada :
a. Pembentukkan karakter (carracter building) sejak awal pendidikan dasar
b. Mengembangkan kepribadian sebagai anak bangsa yang memiliki derajat sama dalam kehidupan
c. Penyadaran diri sebagai anggota masyarakat dan sebagai individu yang merdeka
d. Pembentukan peserta didik dalam lingkungannya, terhadap berbagai aktifitas kehidupan
manusia sampai peradabannya.
42. DAP (Depelopmentally Appropiate Practice) merupakan prinsip-prinsip kesesuaian dalam pendekatan pembelajaran yang efektif. Prinsip tersebut meliputi :
a. Usia, motivasi dan kebutuhan anak
b. Kebutuhan, kemampuan dan karakter anak
c. Perkembangan, motivasi dan usia anak
d. Perkembangan, kemampuan dan kebutuhan anak
43. Diperhatikan dari sifatnya materi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial tergolong sebagai pengetahuan yang :
a. Dinamis
b. Statis
c. Fleksibel
d. Normative
44. Pentingnya sejak usia sekolah dasar diberikan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah
supaya:
a. Anak didik mengenal lingkungan hidup sekitarnya
b. Anak didik dspst menjadi anggota masyarakat yang baik
c. Anak didik menguasai hakikat ilmu sosial
d. Anak didik dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat hidupnya
45. Makna mendasar dari pengenalan anak didik sebagai anggota masyarakat adalah sebagai
proses ?
a. Penyadaran terhadap keberadaan dirinya dalam lingkungan kehidupan
b. Penanaman nilai ilmu sosial kemasyarakatan
c. Transfer ilmu pengetahuan dasar tentang hakikat ilmu sosial
d. Pendewasaan dalam mensikapi kehidupan bermasyarakat
46. Menurut Piaget perkembangan moral anak usia SD melalui dua tahap yaitu :
a. Heterogen dan homogen
b. Aouto dan introvet
c. Extrovet dan introvet
d. Auto nomous dan heteronomous
47. Pada saat anak telah menyadari bahwa aturan dan hukum diciptakan manusia, secara prinsip dalam pandangan ilmu pendidikan, berarti anak tersebut telah memiliki tahap perkembangan :
a. Otonomi
b. Self direction
c. Aoutnomous
d. Heteronomous
48. Tokoh perkembangan moralitas manusia yang mengatakan bahwa anak mengalami
penalaran moral secara konvensional adalah :
a. Piaget
b. Kohlberg
c. Bandura
d. Ki Hajar Dewantoro
49. Pendidikan Kewarganegaraan disebut juga sebagai pendidikan untuk :
a. Carracter Building
b. Civil Education
c. Life Adjustment Education
d. self Awareness Education
50. Pendekatan pembelajaran yang dipandang sangat tepat untuk mengajarkan Pendidikan
Kewarganegaraan bagi anak usia SD kelas awal, diantaranya adalah :
a. selalu mengaitkan materi dengan masalah kontekstual
b. pemberian contoh sebagai upaya ilustrasi materi pembelajaran
c. disesuaikan dengan kebutuhan anak usia Sekolah Dasar
d. pembelajaran yang menyenangkan bagi anak
51. Selain kita mengenal semboyan “Bhineka Tunggal Ika” sebenarnya istilah itu dilengkapi
dengan semboyan “Tan Hana Darma Mangrwa”
Makna dari semboyan kedua adalah :
a. tidak ada pengorbanan yang kedua
b. tiada pengabdian yang mendua
c. tidak ada cita-cita ganda
d. tidak ada cita-cita untuk bercerai/hancur
52. Hak azasi manusia hampir di seluruh dunia pada dasarnya masih terampas oleh pihak-pihak
yang selalu ingin berbuat serakan dan menindas, sampai pada akhirnya ada sebuah deklarasi
sedunia tentang pengakuan hak azasi tersebut yang dikenal dengan :
a. Piagam Magna Charta
b. Declaration of Indefendent
c. Universal Declaration of Human Right
d. United Nation of Human Right
53. Pak Andi seorang guru menceritakan cerita “Dewi Sri” kemudian guru menugaskan siswa
membuat garis-garis besar cerita. Pada kegiatan ini siswa melakukan kegiatan :
a. Menyimak ekstensif
b. Menyimak kritis
c. Menyimak sekilas
d. Menyimak cepat
54. Pada suatu hari Bu guru Wati menugaskan murid-muridnya masuk ke perpustakaan. Lalu
meminta muridnya membaca buku dan melaporkan apa yang sudah dibaca. Jenis membaca
yang dilakukan oleh murid Bu Wati adalah :
a. Membaca pemahaman
b. Membaca indah
c. Membaca pustaka
d. Membaca cepat
55. Dalam membaca tehnik yang harus diperhatikan adalah :
a. Penguasaan lafal, jeda, lagu dan intonasi
b. Pemahaman isi bacaan
c. Kecepatan pemahanan isi bacaan
d. Penguasaan struktur bahasa
56. Kompetensi utama yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa adalah :
a. Siswa menguasai kaidah-kaidah kebahasaan
b. Siswa menyenangi bahasa Indonesia
c. Siawa terampil berkomunikasi
d. Siswa mengagumi bahasa Indonesia
57. Pendekatan yang menekankan pada kompetensi berkomunikasi pada pembelajaran bahasa adalah pendekatan :
a. Pendekatan keterampilan proses
b. Pendekatan komunikatif
c. Pendekatan whole language
d. Pendekatan pragmatik
58.Pendekatan Whole Language dalam pembelajaran bahasa menekankan pada pembelajaran
bahasa secara :
a. Utuh
b. Alamiah
c. Komunikatif
d. a dan b benar
59.”Siswa mampu memahami informasi yang disampaikan secara lisan’. Tujuan pembelajaran
tersebut merupakan tujuan dari keterampilan berbahasa :
a. membaca
b. berbicara
c. menyimak
d. mendengarkan
60. Proses belajar menulis bersifat nonlinear, maksudnya adalah :
a. menulis harus mulai dari teori
b. dalam menulis praktek dulu teori belakangan
c. kegiatan menulis dapat dimulai dari yang disenangi siwa
d. proses menulis tidak harus ada urutan-urutan tertentu dari a-z