Tahap I : 223 Orang
Tahap II : 276 Orang
Tahap III : 249 Orang
Tahap IV : 454 Orang
Tahap V : 410 Orang
Tahap VI : 264 Orang
Tahap VII : 210 Orang
Tahap VIII : 66 Orang
Selasa, 03 Desember 2013
Senin, 02 Desember 2013
Jumat, 29 November 2013
Senin, 25 November 2013
Senin, 11 November 2013
Jenis Teater Tradisional Kalimantan Selatan
Mamanda
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
Mamanda adalah seni
teater atau pementasan tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan. Dibanding dengan seni pementasan yang lain, Mamanda
lebih mirip dengan Lenong dari segi
hubungan yang terjalin antara pemain dengan penonton. Interaksi ini membuat
penonton menjadi aktif menyampaikan komentar-komentar lucu yang disinyalir
dapat membuat suasana jadi lebih hidup.[1]
Bedanya,
Kesenian lenong kini lebih mengikuti zaman ketimbang Mamanda yang monoton pada
alur cerita kerajaan. Sebab pada kesenian Mamanda tokoh-tokoh yang dimainkan adalah
tokoh baku seperti Raja, Perdana Menteri, Mangkubumi, Wazir, Panglima Perang,
Harapan Pertama, Harapan kedua, Khadam (Badut/ajudan), Permaisuri dan Sandut
(Putri).[1]
Tokoh-tokoh ini
wajib ada dalam setiap Pementasan. Agar tidak ketinggalan, tokoh-tokoh Mamanda
sering pula ditambah dengan tokoh-tokoh lain seperti Raja dari Negeri Seberang,
Perompak, Jin, Kompeni dan tokoh-tokoh tambahan lain guna memperkaya cerita.
Disinyalir
istilah Mamanda digunakan karena di dalam lakonnya, para pemain seperti Wazir,
Menteri, dan Mangkubumi dipanggil dengan sebutan pamanda atau mamanda
oleh Sang Raja. Mamanda secara etimologis terdiri dari kata "mama" (mamarina)
yang berarti paman dalam bahasa Banjar dan “nda” yang
berarti terhormat. Jadi mamanda berarti paman yang terhormat. Yaitu “sapaan”
kepada paman yang dihormati dalam sistem kekerabatan atau kekeluargaan.[1]
Seni drama
tradisional Mamanda ini sangat populer di kalangan masyarakat kalimantan pada
umumnya. Bahkan, beberapa waktu silam seni lakon Mamanda rutin menghiasi layar
kaca sebelum hadirnya saluran televisi swasta yang turut menyaingi acara
televisi lokal. Tak heran kesenian ini sudah mulai jarang dipentaskan.
Dialog Mamanda
lebih kepada improvisasi pemainnya. Sehingga spontanitas yang terjadi lebih
segar tanpa ada naskah yang mengikat. Namun, alur cerita Mamanda masih tetap
dikedepankan. Disini Mamanda dapat dimainkan dengan naskah yang utuh atau inti
ceritanya saja.
Madihin
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Madihin (berasal dari kata madah dalam bahasa Arab yang berarti "nasihat", tapi bisa juga
berarti "pujian") adalah sebuah genre puisi dari suku Banjar. Puisi rakyat anonim
bergenre Madihin ini cuma ada di kalangan etnis Banjar di Kalsel saja. Sehubungan dengan itu, definisi Madihin dengan sendirinya
tidak dapat dirumuskan dengan cara mengadopsinya dari khasanah di luar folklor
Banjar.
Tajuddin Noor Ganie (2006) mendefinisikan Madihin dengan
rumusan sebagai berikut : puisi rakyat anonim bertipe hiburan yang
dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar dengan bentuk fisik dan bentuk
mental tertentu sesuai dengan konvensi yang berlaku secara khusus dalam
khasanah folklor
Banjar di Kalsel.
Daftar isi
- 1 Bentuk fisik
- 2 Struktur Madihin
- 3 Status Sosial dan Sistem Mata Pencaharian Pamadihinan
- 4 Keberadaan Madihin di Luar Daerah Kalsel
- 5 Datu Madihin, Pulung Madihin, dan Aruh Madihin
- 6 Rujukan
Bentuk fisik
Masih menurut Ganie (2006), Madihin merupakan pengembangan
lebih lanjut dari pantun berkait. Setiap barisnya dibentuk dengan jumlah kata
minimal 4 buah. Jumlah baris dalam satu baitnya minimal 4 baris. Pola formulaik
persajakannya merujuk kepada pola sajak akhir vertikal a/a/a/a, a/a/b/b atau
a/b/a/b. Semua baris dalam setiap baitnya berstatus isi (tidak ada yang
berstatus sampiran sebagaimana halnya dalam pantun Banjar) dan semua baitnya
saling berkaitan secara tematis.
Madihin merupakan genre/jenis
puisi rakyat anonim berbahasa Banjar yang bertipe hiburan. Madihin dituturkan
di depan publik dengan cara dihapalkan (tidak boleh membaca teks) oleh 1 orang,
2 orang, atau 4 orang seniman Madihin (bahasa Banjar Pamadihinan). Anggraini Antemas
(dalam Majalah Warnasari Jakarta, 1981) memperkirakan tradisi
penuturan Madihin (bahasa Banjar : Bamadihinan) sudah ada sejak masuknya agama Islam ke wilayah Kerajaan Banjar pada tahun 1526.
Biasanya, kesenian madihin
dimainkan pada malam hari, namun di masa sekarang juga dapat lakukan di siang
hari sesuai permintaan. Madihin biasanya dimainkan selama 1 sampai 2 jam. Jika
dahulu madihin biasa dilakukan di tempat terbuka, seperti halaman atau lapangan
yang luas, dengan panggung ukuran 4x3 meter, sekarang madihin sering
dipertunjukkan di dalam gedung pertunjukan.
Struktur Madihin
Dalam pertunjukannya, madihin
mempunyai struktur baku bagi semua pemadihin, yaitu:
1. Pembukaan, dengan menyanyikan
sampiran sebuah pantun yang diawali dengan pukulan tarbang yang disebut pukulan
membuka. Pada sampiran ini biasanya menyangkut tema yang akan dibawakan
pemadihin.
2. Memasang tabi, yakni
membawakan syair-syair atau pantun yang isinya menghormati penonton, memberikan
pengantar, terima kasih atau permohonan maaf jika nanti ada salah kata dalam
membawakan madihin.
3. Menyampaikan isi (manguran),
yaitu menyampaikan syair atau pantun yang isinya sesuai dengan tema acara atau
permintaan panitia. Sebelum isi dari tema madihin dikupas oleh pamadihinan,
sampiran pantun di awal harus disampaikan isinya terlebih dahulu (mamacah
bunga).
4. Penutup, yakni menyampaikan
kesimpulan, sambil menghormati penonton, mohon pamit, dan ditutup dengan pantun
penutup.
Status Sosial dan Sistem Mata Pencaharian Pamadihinan
Madihin dituturkan sebagai
hiburan rakyat untuk memeriahkan malam hiburan rakyat (bahasa Banjar Bakarasmin) yang digelar dalam rangka memperintai
hari-hari besar kenegaraan, kedaerahan, keagamaan, kampanye partai politik,
khitanan, menghibur tamu agung, menyambut kelahiran anak, pasar malam,
penyuluhan, perkawinan, pesta adat, pesta panen, saprah amal, upacara tolak
bala, dan upacara adat membayar hajat (kaul, atau nazar).
Orang yang menekuni profesi
sebagai seniman penutur Madihin disebut Pamadihinan. Pamadihinan merupakan seniman penghibur
rakyat yang bekerja mencari nafkah secara mandiri, baik secara perorangan
maupun secara berkelompok.
Setidak-tidaknya ada 6 kriteria
profesional yang harus dipenuhi oleh seorang Pamadihinan, yakni : (1)
terampil dalam hal mengolah kata sesuai dengan tuntutan struktur bentuk fisik
Madihin yang sudah dibakukan secara sterotipe, (2) terampil dalam hal mengolah
tema dan amanat (bentuk mental) Madihin yang dituturkannya, (3) terampil dalam
hal olah vokal ketika menuturkan Madihin secara hapalan (tanpa teks) di depan
publik, (4) terampil dalam hal mengolah lagu ketika menuturkan Madihin, (5)
terampil dalam hal mengolah musik penggiring penuturan Madihin (menabuh gendang Madihin), dan (6) terampil dalam hal mengatur keserasian
penampilan ketika menuturkan Madihin di depan publik.
Tradisi Bamadihinan masih tetap lestari hingga sekarang ini.
Selain dipertunjukkan secara langsung di hadapan publik, Madihin juga disiarkan
melalui stasiun radio swasta yang ada di berbagai kota besar di Kalsel. Hampir
semua stasiun radio swasta menyiarkan Madihin satu kali dalam seminggu, bahkan
ada yang setiap hari. Situasinya menjadi semakin bertambah semarak saja karena
dalam satu tahun diselenggarakan beberapa kali lomba Madihin di tingkat kota,
kabupaten, dan provinsi dengan hadiah uang bernilai jutaan rupiah.
Tidak hanya di Kalsel, Madihin
juga menjadi sarana hiburan alternatif yang banyak diminati orang, terutama
sekali di pusat-pusat pemukiman etnis Banjar di luar daerah atau bahkan di luar
negeri. Namanya juga tetap Madihin. Rupa-rupanya, orang Banjar yang pergi
merantau ke luar daerah atau ke luar negeri tidak hanya membawa serta
keterampilannya dalam bercocok tanam, bertukang, berniaga, berdakwah, bersilat
lidah (berdiplomasi), berkuntaw (seni bela diri), bergulat, berloncat indah,
berenang, main catur, dan bernegoisasi (menjadi calo atau makelar), tetapi juga
membawa serta keterampilannya bamadihinan (baca berkesenian).
Para Pamadihinan yang menekuni pekerjaan ini secara
profesional dapat hidup mapan. Permintaan untuk tampil di depan publik relatif
tinggi frekwensinya dan honor yang mereka terima dari para penanggap cukup
besar, yakni antara 500 ribu sampai 1 juta rupiah. Beberapa orang di antaranya
bahkan mendapat rezeki nomplok yang cukup besar karena ada sejumlah perusahaan
kaset, VCD, dan DVD di kota Banjarmasin yang tertarik untuk menerbitkan rekaman
Madihin mereka. Hasil penjualan kaset, VCD, dan DVD tersebut ternyata sangatlah
besar.
Pada zaman dahulu kala, ketika
etnis Banjar di Kalsel masih belum begitu akrab dengan sistem ekonomi uang,
imbalan jasa bagi seorang Pamadihinan diberikan dalam bentuk natura (bahasa
Banjar : Pinduduk). Pinduduk terdiri dari sebilah jarum dan
segumpal benang, selain itu juga berupa barang-barang hasil pertanian,
perkebunan, perikanan, dan peternakan.
Keberadaan Madihin di Luar Daerah Kalsel
Madihin tidak hanya disukai oleh
para peminat domestik di daerah Kalsel saja, tetapi juga oleh para peminat yang
tinggal di berbagai kota besar di tanah air kita. Salah seorang di antaranya
adalah Pak Harto, Presiden RI di era Orde Baru ini pernah begitu terkesan
dengan pertunjukan Madihin humor yang dituturkan oleh pasangan Pamadihinan dari
kota Banjarmasin Jon Tralala dan Hendra. Saking terkesannya, beliau ketika itu
berkenan memberikan hadiah berupa ongkos naik haji plus (ONH Plus) kepada Jon
Tralala. Selain Jhon
Tralala dan Hendra, di
daerah Kalsel banyak sekali bermukim Pamadihinan terkenal, antara lain : Mat
Nyarang dan Masnah pasangan Pamadihinan yang paling senior di kota Martapura), Rasyidi dan Rohana(Tanjung), Imberan dan Timah (Amuntai), Nafiah dan Mastura Kandangan), Khair dan Nurmah (Kandangan), Utuh
Syahiban Banjarmasin), Syahrani (Banjarmasin), dan Sudirman(Banjarbaru). Madihin mewakili Kalimantan Timur pada Festival Budaya Melayu.
Datu Madihin, Pulung Madihin, dan Aruh Madihin
Pada zaman dahulu kala,
Pamadihinan termasuk profesi yang lekat dengan dunia mistik, karena para
pengemban profesinya harus melengkapi dirinya dengan tunjangan kekuatan
supranatural yang disebut Pulung. Pulung ini konon diberikan oleh seorang
tokoh gaib yang tidak kasat mata yang mereka sapa dengan sebutan hormat Datu
Madihin.
Pulung difungsikan sebagai
kekuatan supranatural yang dapat memperkuat atau mempertajam kemampuan kreatif
seorang Pamadihinan. Berkat tunjangan Pulung inilah seorang Pamadihinan akan
dapat mengembangkan bakat alam dan kemampuan intelektualitas kesenimanannya
hingga ke tingkat yang paling kreatif (mumpuni). Faktor Pulung inilah yang
membuat tidak semua orang Banjar di Kalsel dapat menekuni profesi sebagai
Pamadihinan, karena Pulung hanya diberikan oleh Datu Madihin kepada para
Pamadihinan yang secara genetika masih mempunyai hubungan darah dengannya
(hubungan nepotisme).
Datu Madihin yang menjadi sumber
asal-usul Pulung diyakini sebagai seorang tokoh mistis yang bersemayam di Alam Banjuran Purwa Sari, alam pantheon yang tidak kasat mata, tempat
tinggal para dewa kesenian rakyat dalam konsep kosmologi tradisonal etnis
Banjar di Kalsel. Datu Madihin diyakini sebagai orang pertama yang secara
geneologis menjadi cikal bakal keberadaan Madihin di kalangan etnis Banjar di
Kalsel.
Konon, Pulung harus diperbarui
setiap tahun sekali, jika tidak, tuah magisnya akan hilang tak berbekas. Proses
pembaruan Pulung dilakukan dalam sebuah ritus
adat yang disebut Aruh Madihin. Aruh Madihin dilakukan pada setiap bulan Rabiul
Awal atau Zulhijah. Menurut Saleh dkk (1978:131), Datu Madihin diundang dengan
cara membakar dupa dan memberinya sajen berupa nasi ketan, gula kelapa, 3 biji telur ayam kampung, dan minyak likat baboreh. Jika Datu Madihin berkenan memenuhi undangan,
maka Pamadihinan yang mengundangnya akan kesurupan selama beberapa saat. Pada
saat kesurupan, Pamadihinan yang bersangkutan akan menuturkan syair-syair
Madihin yang diajarkan secara gaib oleh Datu Madihin yang menyurupinya ketika
itu. Sebaliknya, jika Pamadihinan yang bersangkutan tidak kunjung kesurupan
sampai dupa yang dibakarnya habis semua, maka hal itu merupakan pertanda
mandatnya sebagai Pamadihinan telah dicabut oleh Datu Madihin. Tidak ada
pilihan bagi Pamadihinan yang bersangkutan, kecuali mundur teratur secara
sukarela dari panggung pertunjukan Madihin
Kamis, 05 September 2013
Senin, 22 Juli 2013
Senin, 13 Mei 2013
Persiapan Haul Ke-8 Abah Guru (KH. Zaini bin Abdul Ghani) Sekumpul Martapura
Posted by M. Firdaus Habibi
Posted on 12:49 AM
with 1 comment
Warga sekumpul dan para murid Guru Sekumpul telah
melakukan persiapan untuk haul Abah Guru (KH. Zaini bin Abdul Ghani)
Sekumpul Martapura yang rencananya dilaksanakan pada hari minggu, malam
senin, tanggal 12 Mei 2013 ini. Dimulai dari
gotong-royong membersikan lingkungan, membangun tenda untuk jama’ah yang
datang, menyiapkan lahan parkir kendaraan, menyiapkan tong-tong air dan
tempat wudhu.
Kemudian memasang lampu penerangan, memasang pengeras suara, menyiapkan dapur untuk memasak makanan, menyiapkan bahan-bahan yang akan disajikan. Hingga meracik bumbu, mengolah daging, memasak nasi, membuat kotak nas, hingga pada minggu paginya memasukkan nasi dan lauk pauknya kedalam kotak nasii/ nasi bungkus.
Masing-masing RT membagi tugas untuk warganya, siapa yang mengatur parkir, siapa yang menjadi keamanan, siapa yang membagi nasi kotak saat acara, dll.
Di balik puluhan ribu ja’maah yang datang nantinya di acara haul yang ke 8 abah guru sekumpul (KH. Zaini bin Abdul Ghani), tersembunyi tetes keringat warga sekumpul serta para santri yang melayani tamu dengan tulus dan ikhlas. Berikut dokumentasi yang dari grup facebook pecinta abah guru sekumpul:
Kemudian memasang lampu penerangan, memasang pengeras suara, menyiapkan dapur untuk memasak makanan, menyiapkan bahan-bahan yang akan disajikan. Hingga meracik bumbu, mengolah daging, memasak nasi, membuat kotak nas, hingga pada minggu paginya memasukkan nasi dan lauk pauknya kedalam kotak nasii/ nasi bungkus.
Masing-masing RT membagi tugas untuk warganya, siapa yang mengatur parkir, siapa yang menjadi keamanan, siapa yang membagi nasi kotak saat acara, dll.
Di balik puluhan ribu ja’maah yang datang nantinya di acara haul yang ke 8 abah guru sekumpul (KH. Zaini bin Abdul Ghani), tersembunyi tetes keringat warga sekumpul serta para santri yang melayani tamu dengan tulus dan ikhlas. Berikut dokumentasi yang dari grup facebook pecinta abah guru sekumpul:
Sabtu, 13 April 2013
Muhammad Nafis al-Banjari
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Syekh Muhammad Nafis al-Banjari (lahir di Martapura, Kesultanan Banjar, 1735 - meninggal di Kelua, 1812[1]) adalah salah seorang Ulama Banjar yang cukup dikenal sebagai tokoh sufi yang tegas dalam melawan segala bentuk penindasan.
Di samping dikenal sebagai ulama yang ahli di bidang fikih, juga ahli
dalam bidang tasawuf. Ia telah menulis sebuah kitab yang berisi tentang
ajaran-ajaran tasawuf dengan judul Ad-Durrun Nafis. Kitab ini banyak
didiskusikan dan diperdebatkan, karena materi-materinya yang dianggap
kontroversi oleh para ulama fiqih.[2]
Daftar isi |
Riwayat
Nama lengkap dari ulama ini adalah Muhammad Nafis bin Idris bin
Husein. Ia lahir sekitar tahun 1148 Hijriah atau bertepatan dengan tahun
1735
Masehi, di Martapura, sekarang ibu kota Kabupaten Banjar, Kalimantan
Selatan. Ia berasal dari keluarga bangsawan Banjar yang garis silsilah
dan keturunannya bersambung hingga Sultan Suriansyah (1527-1545 M). Sultan Suriansyah merupakan Raja Banjar pertama yang memeluk agama Islam, yang dahulu bergelar Pangeran Samudera.
Sejak kecil, Syekh Muhammad Nafis memang sudah menunjukkan bakat dan
kecerdasan yang tinggi dibanding dengan teman-teman sebayanya. Bakat dan
kecerdasan yang dimilikinya ini membuat Sultan Banjar tertarik.
Sehingga, pada akhirnya Muhammad Nafis pun dikirim ke Makkah untuk
belajar dan mendalami ilmu-ilmu agama. Salah satu dari ilmu agama yang
digelutinya, bahkan menjadikan ia populer adalah bidang
tasawuf.Sebagaimana halnya ulama Jawi (Indonesia) abad ke-17 dan ke-18
yang belajar di Makkah, Syekh Muhammad Nafis juga belajar pada para
ulama terkenal, baik yang menetap maupun yang sewaktu-waktu berziarah
dan mengajar di Haramain (Makkah dan Madinah) dalam berbagai cabang ilmu keislaman, seperti tafsir, fikih, hadits, ushuluddin (teologi), dan tasawuf.
Di antara gurunya dalam bidang ilmu tasawuf di Makkah adalah Abdullah
bin Hijazi asy-Syarqawi al-Azhari (1150-1227 H/1737-1812 M), ulama
tasawuf yang kemudian menduduki jabatan Syekh al-Islam dan Syekh
al-Azhar sejak 1207 H/1794 M.Dalam mempelajari tasawuf, Syekh Muhammad
Nafis berhasil mencapai gelar 'Syekh al-Mursyid', gelar yang menunjukkan
bahwa ia diperkenankan mengajar ilmu tasawuf dan tarekatnya kepada
orang lain. Setelah itu, ia pulang ke kampung halamannya, Martapura, pada 1210 H/1795 M.
Karya tulis
Karena seringnya melakukan dakwah ke pedalaman, ia hanya sempat
mengarang sedikit kitab. Sampai sekarang yang terlacak hanya dua buah
kitab saja yaitu:
- Kanzus Sa’adah, Yaitu kitab yang berisi tentang istilah-istilah ilmu tasawuf. Kitab ini belum pernah dicetak masih berupa manuskrip.
- Ad-Durrun Nafis, Yaitu kitab yang berisi tentang pengesaan perbuatan, nama, sifat dan zat Tuhan.
Wafat
Muhammad Nafis hidup pada periode yang sama dengan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari. Dan diperkirakan wafat sekitar tahun 1812 M. dan dimakamkan di Mahar Kuning, Desa Binturu, sekarang menjadi bagian desa dari Kecamatan Kelua, Kabupaten Tabalong. Dan sekarang makam tersebut menjadi salah satu objek wisata relijius di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.
Catatan kaki
- ^ Sebenarnya tidak ada keterangan tahun wafat yang pasti dari Muhammad Nafis al-Banjari. Namun, berdasarkan riwayat hidupnya, Muhammad Nafis hidup pada periode yang sama dengan Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari dan diperkirakan wafat sekitar tahun 1812 M
Kamis, 04 April 2013
Contoh Soal Tes Akhir PLPG
Soal Pilihan Ganda PLPG
1.Ciri-ciri khas guru yang mempunyai tanggung jawab pribadi yang tinggi, kecuali :
kecuali :
dengan gelar profesional yang disandangnya, kecuali :
komponen sistem pemelajaran, kecuali :
berpijak pada dua kesesuaian, yakni kesesuaian :
tujuan agar :
utama adalah :
42. DAP (Depelopmentally Appropiate Practice) merupakan prinsip-prinsip kesesuaian dalam pendekatan pembelajaran yang efektif. Prinsip tersebut meliputi :
supaya:
proses ?
penalaran moral secara konvensional adalah :
Kewarganegaraan bagi anak usia SD kelas awal, diantaranya adalah :
dengan semboyan “Tan Hana Darma Mangrwa”
Makna dari semboyan kedua adalah :
yang selalu ingin berbuat serakan dan menindas, sampai pada akhirnya ada sebuah deklarasi
sedunia tentang pengakuan hak azasi tersebut yang dikenal dengan :
membuat garis-garis besar cerita. Pada kegiatan ini siswa melakukan kegiatan :
meminta muridnya membaca buku dan melaporkan apa yang sudah dibaca. Jenis membaca
yang dilakukan oleh murid Bu Wati adalah :
bahasa secara :
tersebut merupakan tujuan dari keterampilan berbahasa :
1.Ciri-ciri khas guru yang mempunyai tanggung jawab pribadi yang tinggi, kecuali :
a. Mengerjakan pekerjaan yang diberikan kepadanya secara tuntas2.Contoh pribadi guru yang melaksanakan tugasnya secara profesional, diantaranya :
b. Selalu berusaha menghasilkan yang terbaik
c. Merasa bertanggung jawab atas semua yang dihasilkannya baik yang buruk atau yang jelek
d. Sering menyalahkan orang lain dan kondisi, kalau ada hal-hal yang kurang tepat salah
a. Setiap hari datang ke sekolah selalu pagi3.Makna dari Kode Etik guru Indonesia yang harus difahami guru, kecuali :
b. Melaksanakan peran guru sepanjang waktu
c. Membuat jurnal harian
d. Membimbing anak les
a. Sebagai himpunan nilai-nilai dan norma-norma profesi guru4.Etos kerja yang perlu dipahamidan dijadikan budaya kerja bagi guru karena beberapa alasan,
b. Sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru dalam menunaikan tugas
kepribadiannya.
c. Pedoman berperilaku di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat
d. Merupakan alat yang amat penting untuk menuntut hak profesional para anggota profesi
keguruan
kecuali :
a. Kerja itu rahmat, oleh karena itu guru perlu jiwa besar, pikiran luas, hati baik, sumber berkah,5.Beberapa komitmen yang harus dilaksanakan secara berkelanjutan oleh guru , berkaitan
suka cita, ikhlas, bersyukur
b. Kerja itu amanah, oleh karena itu guru harus adil, benar, jujur, aman terpercaya,
bertanggung jawab, pembangun dan pengembang
c. Kerja itu panggilan, oleh karena itu guru harus responsif, ekspresif, unik, khas,
berintegrasi, tumbuh menjadi bigger-higher, dan better.
d. Kerja itu seni, oleh karena itu guru harus pandai bernyanyi, menari dan suka berpenampilan
indah
dengan gelar profesional yang disandangnya, kecuali :
a. Selalu belajar mengembangkan pengetahuan dari berbagai sumber6. PAKEM merupakan singkatan dari :
b. Mengembangkan kurikulum sesuai kemampuan
c. Selalu memperhatikan keragaman latar belakan keluarga peserta didik
d. Memenuhi kebutuhan individual dalam belajar di kelas maupun di area sekolah
a. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Ekonomis dan Menyenangkan7. Salah satu ciri PAKEM adalah :
b. Pendidikan Aktif, Kreatif Efektif dan Menyenagkan
c. Pembinaan Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
d. Pembelajaran Aktif, Kreatif namun tetap Efektif dalam suasana yang menyenagkan
a. Dominan menggunakan metode ceramah8. Salah satu cri pembelajaran yang erpusat pada guru adalah :
b. Sumer belajar utama adalah buku paket
c. Lingkungan sebagai sumer belajar
d. Pembelajaran erpusat pada guru
a. Siswa sktif9. Pembelajaran yang erpusat pada guru dapat mengakibatkan :
b. Guru menciptakan pembelajaran yang menantang
c. Jawaban siswa harus sama dengan guru
d. Metode pembelajaran ervariasi
a. Motivasi belajar anak meningkat10. Hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM adalah :
b. Siswa kurang dapat bekerja sama
c. Guru menjadi kreatif
d. Pembelajaran bermakna
a. Guru memahami anak secara perorangan11. Berikut ini adalah hal-hal yang harus termasuk dalam abstrak, kecuali :
b. Memanfaatkan uku paket sebagai sumber belajar
c. Menyamakan aktif fisik dengan aktif mental
d. Guru tidak memberikan umpan balik
a. Tujuan penelitian12. hal yang penting disampaikan pada latar belakang masalah adalah :
b. Metode penelitian
c. Daftar pustaka
d. Kesimpulan
a. Masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran13. Pada bagian hasil dan pembahasan, yang perlu disampaikan secara rinci adalah :
b. Upaya apa yang pernah dilakukan
c. Apa akibatnya bila masalah itu tidak segera diselesaikan
d. Semua benar
a. Keadaan yang terjadi selama dilakukan tindakan14. Pada bagian kesimpulan harus menjawab :
b. Metode penelitian
c. Latar belakang masalah
d. Deskripsi tentang teori-teori yang digunakan
a. Manfaat penelitian15. Lampiran penelitian meliputi :
b. Tujuan penelitian
c. Masalah penelitian
d. Metode penelitian
a. RPP16. Penyusunan RPP merupakan penjabaran dari silabus. Prinsip ini didasarkan pada teori :
b. Foto
c. Hasil Instrumen
d. Semua benar
a. Sitem17. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator digunakan untuk mengembangkan komponen silabus, kecuali :
b. Belajar
c. Pembelajaran
d. Komunikasi
a. Tujuan18. Langkah pertama menyusun RPP sebelum mengembangkan komponen pokok RPP :
b. Materi
c. Strategi
d. Evalusi
a. Menuliskan standar kompetensi19. Bahan ajar yang ersifat self contained (bahan belajar mandiri) dirancang dengan
b. Mengidentifikasi identitas mata pelajaran
c. Menuliskan judul mata pelajaran
d. Mengidentifikasi materi pokok
komponen sistem pemelajaran, kecuali :
a. Tersedia petunjuk guru dan petunjuk siswa20. Lembar Kerja Siswa (LKS) dikembangkan berdasarkan komponen di dalam silabus dan RPP :
b. Tersedia tujuan, materi, latihan dan formatif
c. Tersedia kunci jawaban dan umpan balik
d. Tersedia lembar jawaban
a. Tujuan pembelajaran21. Kalimat yang menunjukan adanya bilangan kardinal adalah :
b. Materi pembelajaran
c. Kegiatan belajar siswa
d. Strategi pembelajaran
a. Rony memperoleh nilai tertinggi dalam tes matematika22. Pendekatan spiral dalam pembelajaran matematika SD mengiindikasikan b ahwa pembelajaran diberikan melalui :
b. Riana mempunyai tiga anjing
c. Rerata nilai UASBN matematika tahun ajaran 201 1/2012 merupakan nilai terendah yang
dicapai SD Pesisir
d. Hanya siswa dengan nomor tes akhir yang tidak mendapat hadiah
a. Matematika horisontal23. Pemelajaran matematika yang menerapkan konsep DAP merupakan pemelajaran yang
b. Matematika vertikal
c. Objek langsung matematika
d. Konteks yang dekat dengan anak
berpijak pada dua kesesuaian, yakni kesesuaian :
a. Objek langsung dan tidak langsung matematika24. Pembelajaran bilangan dapat diajarkan dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk
b. Matematika horisontal dan vertikal
c. Usia dan karakteristik individual
d. Pengetahuan konseptual dan prosedural
a. Memandingkan banyak benda25 Model yang tidak dapat digunakan untuk menjelaskan konsep operasi bilangan adalah :
b. Membilang benda secara bermakna
c. Memanipulasi benda yang menunjukkan banyak dan urutan benda
d. Membilang benda secara hapalan
a. Himpunan26. Yang dimaksud IPA sebagai pruduk adalah :
b. Luas
c. Panjang
d. Volume
a. Kumpulan pengetahuan hasil temuan ahli IPA27. Keterampilan komunikasi dapat dikembangkan dalam pembelajaran IPA melalui :
b. Teknologi yang dikembangkan seagai hasil terapan IPA
c. Keterampilan yang lengkap mendapatkan IPA
d. Berbagai sikap ilmiah yang dikembangkan melalui telaah IPA
a. Menusun penelitian28. Di Bawah ini yang merupakan sikap ilmiah yang dikembangkan melalui pembelajaran IPA di SD adalah :
b. Merumuskap hipotesis
c. Dapat membuat kesimpulan
d. Mengajukan hipotesis
a. Kemampuan prediksi29. Alasan pembelajaran IPA tak cukup hanya diajarkan dengan ceramah :
b. Menghargai pendapat teman
c. Dapat membuat kesimpulan
d. Mengajukan hipotesis
a. Materi pembelajaran IPA di SD terlalu anyak30. Yang termasuk keterampilan proses menengah adalah :
b. Pembelajaran IPA selalu harus dieksperimenkan
c. Selalu tersedia alat IPA yang memadai di sekolah
d. Tidak membelajarkan siswa keterampilan proses
a. Mengukur suatu besaran dengan alat ukur tertentu31. Yang dimaksud dengan IPA sebagai pruduk adalah :
b. Membandingkan satu objek dengan objek lain
c. Mengelompokkan berdasarkakriteria tertentu
d. Mengajukan prediksi atasberbagai kemungkinan
a. Pemerolehan IPA melalui metode ilmiah32. Salah satu contoh keterampilan proses IPA adalah :
b. Konsep-konsep IPA hasil temuan ahli IPA
c. Produk-produk IPA seperti barang-barang teknologi
d. Sikap ilmiah yang dikembangkan melalui pembelajaran IPA
a. Ingin sesuatu yang baru33. Salah satu contoh sikap ilmiah pada pembelajaran IPA adalah :
b. Berfikir bebas
c. Disiplin
d. Komunikasi
a. Bertanggung jawab34. Keuntungan pendekatan keterampilan proses jika diterapkan pada pembelajaran IPA :
b. Melakukan eksperimen
c. Mengajukan hipotesis
d. Membuat kesimpulan
a. Berkembangnya jumlah pertanyaan pada anak35. Lingkungan tepat digunakan sebagai media pembelajaran IPA di SD karena :
b. Guru tidak perlu terlalu aktif dalam mengajar
c. Alat yang digunakan tersedia di sekitar anak
d. Sekaligus dapat mengajarkan IPA sebagai produk
a. Lingkungan merupakan sumber belajar36. Pembelajaran IPA sejalan dengan metode ilmiah adalah :
b. Sesuai dengan objek pembelajaran IPA
c. Guru tidak perlu bersusah payah
d. Harganya sangat murah
a. Anak diberi penjelasan semua konsep yang dipelajari37. Penerapan prinsip belajar berkesinambungan pada pembelajaran IPA adalah :
b. Anak diberi ceramah lalu melakukan percobaan
c. Anak dibiarkan untuk melakukan percobaan sendiri
d. Anak melakukan percobaan lalu diajak menyimpulkan
a. Belajar sepanjang hari38. Melalui kurikulum, sekolah Dasar telah mengajarkan Ilmu Pengetahuan Sosial, yang memiliki
b. Belajar dengan pengamatan
c. Belajar dari contoh yang sulit terlebih dahulu
d. Belajar dari pengamatan baru kesimpulan
tujuan agar :
a. Sedini mungkin peserta didik dapat beradaptasi dalam kehidupannya39. Perana Ilmu Pengetahuan Sosial diharapkan dapat :
b. Mengenal hakikat pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial
c. Dapat membentuk manusia bejiwa sosial
d. Memamhami hakikat kehidupan sosial
a. Mendorong peradaban manusia dalam kehidupannya40. Fungsi Pendidikan Ilmu Sosial (IPS) dalam pandangan pendisikan dasar, yang pertama dan
b. Memecahkan berbagai maslah kehidupan yang dihadapinya
c. Menangani masalah sosial dalam kehidupan
d. Membentuk anak menjadi anggota masyarakat sosial
utama adalah :
a. Membangun fondasi anak sebagai anggota masyarakat dan mkhlukindividu41. Karakteristik mata p-elajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD adalah sebagai mata pelajaran yang lebih mengarah pada :
b. Menyiapkan masyarakat didik dalam era global
c. Peletak dasar kesadaran diri para siswa sebagai makhluk individu (carracter building)
d. Melandasi diri anak dengan pengetahuan tentang dunia beserta peradabannya.
a. Pembentukkan karakter (carracter building) sejak awal pendidikan dasarmanusia sampai peradabannya.
b. Mengembangkan kepribadian sebagai anak bangsa yang memiliki derajat sama dalam kehidupan
c. Penyadaran diri sebagai anggota masyarakat dan sebagai individu yang merdeka
d. Pembentukan peserta didik dalam lingkungannya, terhadap berbagai aktifitas kehidupan
42. DAP (Depelopmentally Appropiate Practice) merupakan prinsip-prinsip kesesuaian dalam pendekatan pembelajaran yang efektif. Prinsip tersebut meliputi :
a. Usia, motivasi dan kebutuhan anak43. Diperhatikan dari sifatnya materi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial tergolong sebagai pengetahuan yang :
b. Kebutuhan, kemampuan dan karakter anak
c. Perkembangan, motivasi dan usia anak
d. Perkembangan, kemampuan dan kebutuhan anak
a. Dinamis44. Pentingnya sejak usia sekolah dasar diberikan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah
b. Statis
c. Fleksibel
d. Normative
supaya:
a. Anak didik mengenal lingkungan hidup sekitarnya45. Makna mendasar dari pengenalan anak didik sebagai anggota masyarakat adalah sebagai
b. Anak didik dspst menjadi anggota masyarakat yang baik
c. Anak didik menguasai hakikat ilmu sosial
d. Anak didik dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat hidupnya
proses ?
a. Penyadaran terhadap keberadaan dirinya dalam lingkungan kehidupan46. Menurut Piaget perkembangan moral anak usia SD melalui dua tahap yaitu :
b. Penanaman nilai ilmu sosial kemasyarakatan
c. Transfer ilmu pengetahuan dasar tentang hakikat ilmu sosial
d. Pendewasaan dalam mensikapi kehidupan bermasyarakat
a. Heterogen dan homogen47. Pada saat anak telah menyadari bahwa aturan dan hukum diciptakan manusia, secara prinsip dalam pandangan ilmu pendidikan, berarti anak tersebut telah memiliki tahap perkembangan :
b. Aouto dan introvet
c. Extrovet dan introvet
d. Auto nomous dan heteronomous
a. Otonomi48. Tokoh perkembangan moralitas manusia yang mengatakan bahwa anak mengalami
b. Self direction
c. Aoutnomous
d. Heteronomous
penalaran moral secara konvensional adalah :
a. Piaget49. Pendidikan Kewarganegaraan disebut juga sebagai pendidikan untuk :
b. Kohlberg
c. Bandura
d. Ki Hajar Dewantoro
a. Carracter Building50. Pendekatan pembelajaran yang dipandang sangat tepat untuk mengajarkan Pendidikan
b. Civil Education
c. Life Adjustment Education
d. self Awareness Education
Kewarganegaraan bagi anak usia SD kelas awal, diantaranya adalah :
a. selalu mengaitkan materi dengan masalah kontekstual51. Selain kita mengenal semboyan “Bhineka Tunggal Ika” sebenarnya istilah itu dilengkapi
b. pemberian contoh sebagai upaya ilustrasi materi pembelajaran
c. disesuaikan dengan kebutuhan anak usia Sekolah Dasar
d. pembelajaran yang menyenangkan bagi anak
dengan semboyan “Tan Hana Darma Mangrwa”
Makna dari semboyan kedua adalah :
a. tidak ada pengorbanan yang kedua52. Hak azasi manusia hampir di seluruh dunia pada dasarnya masih terampas oleh pihak-pihak
b. tiada pengabdian yang mendua
c. tidak ada cita-cita ganda
d. tidak ada cita-cita untuk bercerai/hancur
yang selalu ingin berbuat serakan dan menindas, sampai pada akhirnya ada sebuah deklarasi
sedunia tentang pengakuan hak azasi tersebut yang dikenal dengan :
a. Piagam Magna Charta53. Pak Andi seorang guru menceritakan cerita “Dewi Sri” kemudian guru menugaskan siswa
b. Declaration of Indefendent
c. Universal Declaration of Human Right
d. United Nation of Human Right
membuat garis-garis besar cerita. Pada kegiatan ini siswa melakukan kegiatan :
a. Menyimak ekstensif54. Pada suatu hari Bu guru Wati menugaskan murid-muridnya masuk ke perpustakaan. Lalu
b. Menyimak kritis
c. Menyimak sekilas
d. Menyimak cepat
meminta muridnya membaca buku dan melaporkan apa yang sudah dibaca. Jenis membaca
yang dilakukan oleh murid Bu Wati adalah :
a. Membaca pemahaman55. Dalam membaca tehnik yang harus diperhatikan adalah :
b. Membaca indah
c. Membaca pustaka
d. Membaca cepat
a. Penguasaan lafal, jeda, lagu dan intonasi56. Kompetensi utama yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa adalah :
b. Pemahaman isi bacaan
c. Kecepatan pemahanan isi bacaan
d. Penguasaan struktur bahasa
a. Siswa menguasai kaidah-kaidah kebahasaan57. Pendekatan yang menekankan pada kompetensi berkomunikasi pada pembelajaran bahasa adalah pendekatan :
b. Siswa menyenangi bahasa Indonesia
c. Siawa terampil berkomunikasi
d. Siswa mengagumi bahasa Indonesia
a. Pendekatan keterampilan proses58.Pendekatan Whole Language dalam pembelajaran bahasa menekankan pada pembelajaran
b. Pendekatan komunikatif
c. Pendekatan whole language
d. Pendekatan pragmatik
bahasa secara :
a. Utuh59.”Siswa mampu memahami informasi yang disampaikan secara lisan’. Tujuan pembelajaran
b. Alamiah
c. Komunikatif
d. a dan b benar
tersebut merupakan tujuan dari keterampilan berbahasa :
a. membaca60. Proses belajar menulis bersifat nonlinear, maksudnya adalah :
b. berbicara
c. menyimak
d. mendengarkan
a. menulis harus mulai dari teori
b. dalam menulis praktek dulu teori belakangan
c. kegiatan menulis dapat dimulai dari yang disenangi siwa
d. proses menulis tidak harus ada urutan-urutan tertentu dari a-z
Langganan:
Postingan (Atom)