Juli nanti, Kurikulum 2013 akan
diimplementasikan. Tentu ada beberapa perubahan signifikan yang bisa
menciptakan sekolah memiliki wajah baru. Perubahan ini akan dialami seluruh
jenjang pendidikan, termasuk Sekolah Dasar (SD).
“Cukup signifikan perubahannya, mulai
dari penambahan jam pelajaran, kemudian menggunakan pendekatan
tematik-integratif,” kata Prof. Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd, Direktur Pembinaan
Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, di Pusat Pengembangan
Tenaga Kependidikan, Jl Raya Cinangka KM 19 Bojongsari, Depok, Selasa kemarin
(12/02).
Menurut Ibrahim Bafadal, pada jenjang
SD akan ada penambahan jam pelajaran 2 sampai 4 jam per minggu. Tapi demikian,
kepulangan peserta didik dari sekolah tidak sampai sore hari.
Penambahan jam pelajaran itu merupakan
konsekuensi pendekatan yang digunakan, yaitu tematik-integratif.
“Jadi diperlukan keleluasaan jam di
mana anak belajar. Beda bila menggunakan pendekatan ceramah, yang mungkin hanya
butuh 30 menit. Tapi karena nanti anak harus melakukan observasi, analisis dan
kemudian menyimpulkan, itu memerlukan waktu yang lebih lama,” jelas Ibrahim
Bafadal.
Selanjutnya, Ibrahim Bafadal memberi
contoh pendekatan tematik-integratif.
“Contoh pendekatan ini adalah mengidentifikasi
tema-tema. Ini sudah diidentifikasi oleh Pusat Kurikulum, bahwa kelas satu itu
ada 8 tema, dan kelas empat itu ada 9 tema. Salah satu temanya misalkan adalah
‘diriku’. Tema ini sebagai pengikat untuk seluruh mata pelajaran. Jadi IPA
tentang ‘diriku’, dan IPS juga tentang ‘diriku’. Sehingga nanti, ketika
anak-anak itu mempelajari ‘diriku’ maka dari seluruh kompetensi dan mata
pelajaran itu sudah terjangkau. Maka kemudian ada buku yang disebut buku babon,
yang berisikan satu tema dan di dalamnya ada aspek IPA, Kesehatan, IPS, dan
lainnya,” tutur Ibrahim Bafadal.
Tigapuluh Persen dari Total SD Akan
Implementasikan Kurikulum 2013
Menurut Guru Besar Universitas Negeri
Malang ini, Juli 2013 nanti, Kurikulum 2013 akan diimplementasikan pada 30
persen dari seluruh SD di Indonesia.
“Dari seluruh SD yang ada di
kabupaten/kota, hanya diambil 30 persen. Katakanlah, satu kabupaten/kota itu
ada 1000 SD maka kita ambil 30 persen dari 1000 tadi. Ini pun hanya untuk kelas
1 dan 4. Kelas 2, 3 dan 5, 6 itu nanti,” ujar Ibrahim Bafadal.
Pada tahun 2014, lanjut Ibrahim
Bafadal, Kurikulum 2013 akan diimplementasikan pada 70 persen SD di seluruh
kabupaten/kota di Indonesia.
“Jadi kekurangan yang 70 persen di
tahun 2013 itu akan dilunasi, plus melibatkan kelas 2 dan 5. Sehingga pada
tahun 2014 itu ada 4 kelas yang ikut, yaitu kelas 1, 2, 4 dan 5. Bagaimana
dengan kelas 3 dan 6? Dua kelas ini pada tahun 2015, dan sekaligus melibatkan
kelas 1, 2, 4 dan 5. Jadi, di tahun 2015 nanti seluruhnya ikut,” tambahnya.
Sementara itu mengenai calon sekolah
yang akan menerapkan Kurikulum 2013, Ibrahim Bafadal menyebut ada beberapa
kriteria yang dijadikan landasan memilih.
“Kriteria pemilihannya adalah sebagai
berikut: 1) kriteria level, baik yang akreditasi A, B, dan C itu harus
terwakili semuanya. Jadi jangan sampai SD A semua yang ikut. Tapi harus ada
keadilan dan pemerataan. 2) Negeri dan swasta harus ada yang mewakili. 3)
SDM-nya harus siap. Artinya, sekolah-sekolah yang kami pilih itu memiliki SDM
yang lengkap di mana ada guru kelas 1 dan 4. Ada Guru Agama, ada Guru
Penjaskes, dan kualifikasinya adalah S1. Nah, untuk guru ini harus menguasai
banyak hal. Dia harus menguasai IPA, IPS, Matematika, dan Bahasa Indonesia.
Untuk Agama itu oleh Guru Agama sendiri, begitu juga olahraga. Tapi
sesungguhnya untuk SD itu tidak masalah, karena ada guru kelas yang biasanya
menguasai semua mata pelajaran,” jelas Ibrahim Bafadal.
Guru dan Buku
Dalam rangka menyambut pelaksanaan
Kurikulum 2013 nanti, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang menyiapkan
guru dan buku khusus Kurikulum 2013.
“Untuk guru itu disiapkan oleh badan
SDM dan Direktorat P2TK, baik di jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah. Untuk buku, penyusunannya oleh Puskurbuk Balitbang hingga menjadi dummy. Sementara penggandaan dan
pendistribusiannya menggunakan dua pola. Pertama,
untuk SD itu mengunakan dana APBN, mulai penggandaan hingga pendistribusian ke
sekolah-sekolah yang terpilih. Kedua,
untuk SMP dan SMA, sebagian ada yang menggunakan APBN, dan ada sebagian
mengggunakan dana DAK. Mengapa dipilah? Karena ada kabupaten/kota yang tidak
terima DAK SMP dan SMA/K. Sehingga yang tidak terima itu dibantu oleh pusat.
Sementara di SD, dalam DAK itu tidak dicantumkan penggandaan buku, sehingga
semua buku untuk SD yang 30 persen tadi diadakan di pusat dan didistribusikan
ke daerah,” jelas Ibrahim Bafadal.
Pada buku untuk Kurikulum 2013 nanti,
lanjut Ibrahim Bafadal, yang dihitung tidak hanya jumlah temanya saja, tapi
juga berapa jumlah guru dan siswa yang akan menerima buku.
Adapun untuk calon guru penyampai
Kurikulum 2013, akan ditetapkan pola seleksi.
“Apakah ada penilaiannya? Saya kira
ada. Karena Pak Wamen menegaskan bahwa dalam memilih guru pengajar Kurikulum
2013 harus ada evaluasi dulu, jangan sampai tidak punya integritas dan tidak
punya pemahaman terhadap Kurikulum 2013,” pungkas Ibrahim Bafadal, seraya
berpesan kepada semua pemangku kepentingan pendidikan, sekaligus pemerhati
pendidikan, media dan LSM, agar mendukung program nasional ini hingga bisa
berjalan dengan sebaik-baiknyanya